Kamis, 27 Februari 2014

Bersyukur Memiliki Orang tua yang Sholih



Umumnya anak yang sholih lahir dari  orang tua yang juga sholih. Karena watak dan kepribadian anak seringakali dibentuk oleh model pengasuhan orang tuanya.  Setiap Anak lahir dalam keadaan fitrah. Bapak dan Ibunyalah yang menjadikan dia Yahudi, Nasrani atau Majusi begitu sabda junjungan Nabi SAW.





Saya merasakan betul  kebenaran Sabda Nabi SAW di atas.  Kondisi  keberagamaan saya sekarang,  (mesti banyak kekurangan) banyak dipengaruhi oleh didikan dan tarbiyah orang tua. Sejak kecil saya hidup dalam suasana keagamaan yang sangat kuat. Belum genap usia 7 tahun saya sudah lancar membaca al-qur'an. orang tua saya yang mengajarkan itu kepada saya. Selepas sholat maghrib ayah saya mengkondisikan semua anak-anaknya untuk membaca al-quran.  Begitu pula  kedekatan saya dengan aktivitas masjid. setiap hari saat datang waktu sholat saya dan saudara-saudara saya dibiasakan untuk sholat berjamaah di masjid yang kebetulan letaknya berdempetan dengan rumah.



Sungguh bahagia saya memiliki ayah seperti ayah saya itu. Hasan bin Mujtabah, itulah nama ayah saya yang luar biasa. Semenjak remaja ayah saya memang sudah akrab dengan masjid. Beliau sering berkeliling ke rumah-rumah tetangga untuk membangunkan mereka buat sholat subuh. Sampai menjelang wafatnya ayah saya boleh dikatakan tidak pernah meninggalkan sholat berjamaah di masjid. Hatta saat beliau sudah jatuh sakit yang menyebabkan beliau tidak lagi kuat untuk sholat berdiri. Tahajud,  amalan yang juga menjadi kebiasaan beliau. Saya sering menyaksikan beliau bangun di malam hari untuk mengerjakan qiyamul lail hingga menjelang subuh. begitu pula kebiasaan beliau mengkhatamkan al-qur'an.  beberapa tahun menjelang wafat (beliau wafat tahun 2013) beliau mampu mengkhatamkan quran 3-5 kali dalam sebulan.



Tidak jauh berbeda dengan ibu saya, Sultonah binti Satiri.  Beliau - di mata saya- wanita tanpa cela. Ibu saya dibesarkan di tengah keluarga guru agama. Ayah dan Ibunya (kakek dan nenek saya) dikenal sebagai muallim. yakni orang yang mengajarkan agama kepada masyarakat. Ibu saya juga guru ngaji. Hampir semua anak-anak yang sebaya dengan saya waktu itu, bisa dibilang mengaji dengan ibu saya. meskipun buta huruf latin, ibu saya melek huruf arab.  Beliau menghafal banyak ayat-ayat qur'an. menurut kakak saya yang perempuan, ibu saya hafal sekitar  15 juz. subhanallah..!!!.



Dari hasil didikan mereka -dan juga para ustadz tentunya- alhamdulillah  saya dan semua saudara kandung menjadi mengenal islam dengan baik dan bisa komitmen dengannya. inilah warisan yang menurut saya paling berharga yang diberikan orang tua kepada kami anak-anaknya. Warisan agung berupa pengajaran al-qur'an, keteladanan dalam menjalani kehidupan dan ketaatan kepada Allah. Inilah hal paling saya syukuri. Bersyukur memiliki orang tua yang sholih.



Ya Tuhan kami berilah aku ilham untuk selalu mensyukuri nikmatmu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, dan kepada kedua ibu bapakku dan mengerjakan amal sholeh yang Engkau ridhoi, dan masukkanlah aku dengan rahmatMu kedalam golongan hamba-hambMu yang Sholeh.(QS An-Naml : 19)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar