Siapa yang tidak
mengenal Whatsapp? Rasanya dengan pengguna mencapai angka di kisaran 450
juta lebih, tidak ada yang tidak mengenalnya. Aplikasi yang dibesut Brian Acton
dan Jan Koum ini punya kantor di Mountain View, California.
Apa yang kamu bayangkan mengenai kantor Whatsapp -
aplikasi chatting terbanyak disedot dari Google Play Store serta Apple App
Store? Yuk intip
KANTOR itu tak
terlihat seperti kantor pada umumnya. Sama sekali tak terbayang pada sebuah
bangunan yang tak ada papan nama perusahaan, tak ada petunjuk yang menandakan
bahwa ada aktivitas bisnis di dalamnya, tak ada nama perusahaan di depan pintu.
Dan sang kedua bos,
Jan serta Brian, berpakaian selaiknya seorang yang baru saja bangun tidur dari
kamar tidurnya dan turun untuk mengambil makan di meja makan. Kedua pendiri
WhatsApp itu, Brian Acton hanya menggunakan sendal jepit dan Jan Koum malah tak
menggunakan alas kaki alias nyeker di dalam kantornya. Bukan, kantor WhatsApp
bukanlah kantor yang besar karena aplikasi olah pesan itu sudah memiliki
pengguna sebanyak 450 juta. Kantor itu lebih tepat disebut sebagai 'tempat
nongkrong' ketimbang kantor sebuah aplikasi yang sangat sukses.
Pun dengan jumlah
karyawan, tak ada ribuan atau ratusan karyawan yang bekerja di sana. Hanya 30
pekerja karyawan tetap dan lima orang pekerja paruh waktu. "Kami bukanlah
perusahaan raksasa dengan ribuan pekerja," kata Koum seperti dilansir El
Pais, Jumat (31/1/2014). Padahal nyatanya, WhatsApp menjadi salah satu aplikasi
paling banyak diunduh di Google Play Store dan Apple App Store.
Luas ruangan itu
hanya sekitar 100 meter persegi. Dengan berbagai kubikel berisi komputer yang
menumpuk di bagian tengah. Temboknya terdapat banyak coretan dan graviti
seperti di jalanan urban. Sang bos tak memiliki ruangan tersendiri. Tempat kerjanya
tak ada beda dengan karyawan lainnya, berbagi kubikel di ruangan 100 meter.
Namun kebanyakan
karyawan di kantor itu hanyalah customer service, sementara tim pengembang ada
di Rusia. Ya, kedua bos ini tak ingin
neko-neko dan sombong mengenai raihan yang didapat WhatsApp. "Tetap jadi
orang yang sederhana, sebagai pebisnis atau sebagai individu," jelas Koum.
Kedua mantan karyawan
Yahoo yang sudah bekerja selama 20 tahun ini hanya berpikir untuk mengembangkan
produk yang bagus sebagai tujuannya. "Untuk membuat sesuatu yang bisa
digunakan oleh jutaan orang adalah hal terbaik yang bisa didapatkan oleh
seorang 'teknisi'," kata Koum menyebut dirinya sebagai teknisi.
Baginya, ia tak
membutuhkan popularitas terhadap apa yang ia lakukan. Contohnya pada acara Mobile
World Congress 2012 silam, WhatsApp dinobatkan sebagai aplikasi mobile terbaik.
Tapi kedua bos WhatsApp tak menghadiri acara dan menerima penghargaannya.
Penghargaan itu diambil oleh utusan yang mewakilinya, dan berakhir di garasi
mobil. "Saya sedang ada rapat waktu itu," katanya sambil tersenyum.
Koum dan Brian sama
sekali menolak iklan untuk berseliweran di program besutannya. Mereka membenci
iklan. "Segala yang bersangkutan dengan iklan kami tolak. Kenyamanan itu
lebih baik jika tak ada banner yang mendistraksikan seseorang (saat menggunakan
aplikasi)," lanjutnya. WhatsApp sendiri saat ini sudah digunakan oleh 400
juta orang di seluruh dunia sejak diluncurkannya pada 2009 silam.
Sebanyak 32 miliar
pesan dan 500 miliar foto terhitung terkirim melalui WhatsApp setiap harinya.
Padahal, awalnya kedua orang ini hanya membuat aplikasi yang bisa mengirim
pesan broadcast kepada banyak orang. Dan kini dikembangkan hingga bisa mengirim
pesan, video, foto, dan suara. Dalam desain yang sangat sederhana. Tak hanya
itu, WhatsApp juga tersedia untuk berbagai platform mulai dari BlackBerry, iOS,
Android, Asha, dan bahkan Symbian. Itulah alasan WhatsApp banyak digunakan oleh
berbagai pengguna ponsel.
Keduanya juga
menjelaskan bahwa WhatsApp tak memerlukan alamat, umur, dan tanggal lahir
seseorang untuk mendaftar. Dan tentu saja tak menjualnya pada pihak lain
seperti yang dilakukan oleh kebanyakan layanan. "Kami tak mendaftarkan
umur, jenis kelamin, atau alamat. Kami tak membutuhkan itu," tukas Koum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar