Secara sederhana,
posisi ilmu tanah berada pada 2 konsentrasi keilmuan, yaitu termasuk dalam
bidang ilmu kebumian (satu rumpun dengan Geologi & Geografi) dan bidang
ilmu pertanian. Mata kuliah yang didapat juga terbagi pada dua konsentrasi
tersebut. Sehingga seorang sarjana pertanian jurusan ilmu tanah cukup lengkap
membekali dirinya dengan kedua konsentrasi tersebut. Maka bidang kerja yang
dapat dimasuki juga bersifat lintas bidang, antara lain :.
- Bidang Pertanian, meliputi : fisika-biologi-kimia kesuburan tanah, bioteknologi pupuk, pertanian perkotaan
- Bidang Geografi, meliputi : sistem informasi lahan (SIG), pengembangan wilayah, ilmu tanah regional
- Bidang Lingkungan, meliputi : ekologi, kualitas tanah, analisis tanah-air-tanaman, konservasi tanah-air
- Bidang Pertambangan, meliputi : reklamasi lahan tambang
- Bidang Geologi, meliputi : agrogeologi, mineralogi tanah
- Bidang Agrobisnis, meliputi : manajemen agrobisnis, kewirausahaan
- Bidang Keairan, meliputi : agrohidrologi, pengelolaan air, Daerah Aliran Sungai.
- Bidang Agraria, meliputi : ilmu ukur tanah dan kartografi, UU pertanahan.
Adapun kompentensi
lulusan Jurusan Ilmu Tanah adalah mempunyai keahlian dalam manajemen sumberdaya
lahan sbb.:
- Evaluasi Sumberdaya Lahan : keahlian tentang proses pembentukan tanah, sifat dan karakter tanah, serta evaluasi lahan untuk pengembangan wilayah, untuk kepentingan pertanian maupun non pertanian.
- Kesuburan Tanah : keahlian dalam bidang kesuburan tanah, hara tanaman, teknologi pupuk, dan pengembangan pertanian yang berwawasan lingkungan.
- Konservasi Tanah dan Air : keahlian dalam bidang konservasi tanah dan air, lahan kritis, degradasi lahan dan reklamasi lahan bekas penambangan.
Metode pembelajaran
di Jurusan ilmu tanah cukup lengkap karena mengkombinasikan pendidikan di dalam
ruangan kuliah, praktek di laboratorium, praktek di kebun praktek, dan banyak
melakukan pendidikan lapangan (fieldtrip) ke berbagai tempat yang relevan untuk
dikaji, seperti : lahan pantai, lahan karst, lahan pegunungan, lahan gambut
(rawa pening dan dieng), lahan kritis, dll. Sehingga mereka dituntut untuk
selalu sigap pada berbagai kondisi dengan pola manajerial yang bermutu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar