.
Dari tahun ke
tahun, peserta ujian masuk PTN (SBMPTN)
cenderung meningkat. Di SBMPTN 2013 lalu, tercatat ada sekitar 585.789 peserta yang ikut tes masuk yang katanya paling ketat
di negera kita ini. Meskipun yang diterima hanya 25% saja , hal ini tidak menyurutkan niat mereka untuk ikut bertarung memperebutkan
bangku kuliah di PTN. Animo siswa untuk
kuliah di PTN ini tidak lepas dari keunggulan-keunggulan kuliah di PTN. Salah satunya murah…
Kuliah
di PTN semakin murah
Kuliah di PTN relative lebih murah dibandingkan dengat perguruan
tinggi swasta di grade yang sama. Yang saya maksud grade yang sama, misalnya
bila membandingkan UI, ITB, UGM bandingkan dengan perguruan tinggi swasta yang
juga favorit semisal Trisakti, Guna Darma atau Binus.
Pemerintah telah
menetapkan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di 94 Perguruan Tinggi Negeri (PTN). 10 %
dari total mahasiswa yang dianggap tidak mampu di suatu PTN nanti hanya akan
membayar maksimal Rp1 juta per semester.
Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengatakan, adanya UKT sesuai dengan UU
Pendidikan Tinggi (Dikti) No 12/2012, dimana uang kuliah harus disesuaikan
dengan kemampuan ekonomi mahasiswa.
Nuh menyatakan, UKT
akan diterapkan bagi 80 % mahasiswa yang diterima melalui Seleksi Nasional
Masuk PTN (SNMPTM) dan Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN). Sementara 20 %
mahasiswa yang masuk melalui jalur mandiri tetap dibebani uang kuliah dengan
skema lama.
“Semua PTN wajib
mengikuti UKT ini, kami sudah sosialisasi dan mereka (PTN) sudah menandatangani
(surat pernyataan),” katanya di Kemendikbud, Jakarta, Senin (27/5/2013).
Nuh mencontohkan,
biaya kuliah kedokteran di UGM sebelumnya mencapai Rp105 juta. Dengan adanya UKT
maka rata-rata sampai selesai kuliah kedokteran di UGM turun menjadi
Rp98.625.000. Namun Kemendikbud juga membatasi ada 5 % mahasiswa kedokteran UGM
yang hanya akan membayar Rp5 juta dan 5 % mahasiswa membayar Rp10.000.
Begitu pula di
fakultas kedokteran UI, ujarnya, awalnya mahasiswa dibebani uang kuliah Rp107
juta. Lalu sekarang mahasiswa cukup membayar Rp30.562.500, 5 % membayar Rp5
juta dan 5 % lagi mahasiswa tidak mampu membayar Rp10 juta. Contoh berikutnya
di fakultas teknik sipil dan perencanaan ITS.
Awalnya untuk kuliah
di fakultas ini sebesar Rp46,7 juta. Namun sekarang cukup membayar Rp28,6 juta,
5 % mahasiswa miskin membayar Rp4 juta dan 5 % membayar Rp8 juta. “Mahasiswa
yang masuk kategori 5 % bisa dilihat dari penghasilan orang tua ketika mendaftar.
Atau dia dapat mengajukan diri ke PTN untuk masuk di 5 % itu,“ katanya.
Coba bandingkan
dengan Perguruan Tinggi Swasta Favorit yang rata-rata bisa menghabiskan biaya
sampai 500 juta-an (sumber okezone 13 Maret 2014 dan Sindonews.com 27 Mei 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar