Kamis, 13 Maret 2014

Mitos Seputar SBMPTN (bag 2)




Mitos 3 : Kerjakan soal  mata pelajaran tertentu dan kosongkan mata pelajaran yang lain yang tidak ada hubungannya dengan pilihan jurusan

Saat saya mengisi seminar kiat sukses SBMPTN di Fakultas Ekonomi UI beberapa tahun lalu -dalam sesi Tanya jawab- seorang siswa mengacungkan tangannya lalu bertanya :”tolong beri saya pencerahan pak, Nama saya Andi.  Rencana mau memilih Fakultas Kedokteran UI. Guru saya di sekolah bilang,  nanti saat SBMPTN, kamu ga usah ngerjain soal-soal fisika, juga ga perlu ngerjain soal matematika. Kosongin aja. Buang-buang waktu. Focus aja di biologi sama kimia. Karena FK hanya melihat jawaban soal bio dan kimia saja. Pelajaran yang lain ga ada hubungannya sama kuliah FK. Kira-kira bagaimana tanggapan bapak ?”


Pernahkah kamu mendengar pendapat seperti di atas ? bahwa untuk masuk FK UI yang dinilai hanya bio dan kimianya saja, makanya harus bagus. Untuk Hubungan Internasional, akan dilihat bahasa inggrisnya. Untuk Teknik Elektro hanya dilihat soal fisika dan matematikanya saja.

Pendapat tersebut di atas juga termasuk mitos yang banyak dipercaya peserta. Akhirnya siswa hanya belajar pelajaran tertentu saja dan mengabaikan pelajaran lainnya. Perlu kamu ketahui,  Penilaian di SBMPTN bersifat menyeluruh atau komprehensif. Artinya semua mata pelajaran yang diujikan pasti memiliki pengaruh terhadap kelulusan kamu. Misalnya soal TPA (Tes Potensi Akademik) memiliki pengaruh terhadap kelulusan sampai 30%. Begitu pula dengan soal-soal lainnya.  Kurang masuk akal, bila ada mata pelajaran yang diujikan tapi ga dipakai. Ga mungkin kan ?

Saya kasih contoh nyata ya. Beberapa tahun lalu, saya punya murid dari pesantren Gontor  Jawa Timur. Sebut saja Ahmad. Buat menghadapi SBMPTN dia ikut di bimbel tempat saya mengajar.  Ahmad sehari-hari di sekolahnya  menggunakan bahasa  Arab saat berkomunikasi. Lancer banget ngomong bahasa arabnya. Cuma kelemahan dia penguasaannya di pelajaran yang lain. Misalnya dia hampir boleh dikatakan ga bisa sama sekali mengerjakan pelajaran ekonomi, geografi, sejarah dan sosiologi. Karena memang pelajaran-pelajaran tersebut tidak diajarkan di pesantren.

Di SBMPTN,  Ahmad memilih jurusan Bahasa Arab UI, Bahasa Arab UNPAD dan pendidikan Bahasa Arab UNJ. Meskipun nilai TO-nya tidak mencukupi dia tetap nekad untuk memilihnya.  Karena dia merasa cocok dengan jurusan tersebut dan sudah mahir. Apa yang terjadi kemudian adik-adik ? saat hasil  SBMPTN diumumkan, si ahmad dinyatakan tidak lulus.

Pertanyaannya kenapa tidak lulus ? bukankah Ahmad sangat mahir berbahasa Arab ? Jawabannya karena untuk masuk jurusan Bahasa Arab, panitia SBMPTN tidak pernah mempertimbangkan sama sekali  kemampuan bahasa arab peserta. Tapi yang diujikan ke mereka sama dengan yang lain. Mereka harus mengerjakan soal bahasa Indonesia, inggris, dan matematika. Kemudian juga  harus mengerjakan soal sejarah, geografi dll.

Kesimpulannya di SBMPTN, semua pelajaran yang diuji punya pengaruh terhadap kelulusan. Entah memilih jurusan apa saja. Oleh sebab itu saran saya pelajari semuanya, latihkan sampai bisa, jangan diremehkan. Masih ada waktu untuk melakukannya. Saran saya berikutnya ikulah bimbel supaya kamu bisa mendapatkan informasi yang akurat dn valid bukan berita yang ternyata hoax.
Wallahu a’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar