Selasa, 04 Maret 2014

Pilot, Profesi yang masih bergengsi tinggi



Bila kita bertanya kepada anak-anak, bila sudah besar nanti ingin jadi apa ? sebagian besar dari mereka akan menjawab, jadi dokter atau pilot.  Akan tetapi, apakah cita-cita tersebut akan tetap bertahan dan berusaha mereka raih di  kemudian hari? Dari sebuah survey  terhadap 5.320 siswa SMA swasta di 11 kota di Indonesia, hasilnya mengecewakan.  Hanya 22 siswa atau 0,41 persen yang berminat jadi penerbang dan di antara mereka hanya ada 1 perempuan. Padahal, bidang ini sangat menarik dan menantang. Bukan hanya itu, Peluangnya pun terbuka lebar. Di Indonesia saja, bidang tersebut tumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir. Maskapai penerbangan berlomba-lomba menambah jumlah armada, membuka jalur penerbangan baru, baik di dalam negeri maupun luar negeri.


Tetapi sayangnya pertumbuhan tersebut kadang tidak sebanding dengan jumlah pilot di dalam negeri. Menurut Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Perhubungan Bobby R Mamahit, kita hanya bisa memenuhi 50 persen dari target pilot yang dibutuhkan. Saat ini, sekolah-sekolah penerbangan di Indonesia menghasilkan sekitar 400 pilot tiap tahun, sementara kebutuhannya sekitar 800 pilot.  Dadang Kusyadi, Asisten Direktur Akademik, Akademi Penerbangan Medan, mengatakan, ketersediaan pilot yang ada saat ini memang belum mampu memenuhi kebutuhan. "Bahkan, kalau ditambah dengan kebutuhan pilot helikopter, defisitnya lebih lebar lagi," ujarnya. Akibatnya, beberapa perusahaan penerbangan nasional terpaksa mempekerjakan pilot asing.  

Sekolah penerbang
Kebutuhan akan pilot tidak mudah dipenuhi. Salah satu kendalanya karena fasilitas beberapa sekolah belum memadai. Umumnya, karena jumlah pesawat latih yang dimiliki minim, waktu pendidikan menjadi lebih panjang karena siswa harus menunggu giliran mendapat kesempatan terbang. Penambahan jumlah pesawat tidak gampang mengingat harganya yang tidak murah.
Kendala lain soal biaya. Sekolah penerbangan memang terkenal mahal, apalagi yang memiliki fasilitas dan reputasi internasional.  Dadang mengungkapkan, setiap siswa harus merogoh kocek kira-kira Rp 500 juta untuk menjadi pilot profesional. "Itu biaya keseluruhan," tegasnya.  Biaya itu sebanding dengan gaji yang akan diperoleh. Karena  bidang ini termasuk salah satu pendidikan profesi yang paling cepat tingkat pengembalian.  Sekadar ilustrasi, gaji pilot first officer di Garuda sekitar Rp 20 juta. Itu baru gaji pokok. Ditambah uang terbang, total bisa sekitar 4.000 dolar AS . Gaji lebih tinggi didapatkan  untuk pilot senior dengan jam terbang yang lebih tinggi. (Kompas, 28 Agustus 2013).

Sekolah penerbang di dalam negeri
Sebelum memilih sekolah pilot pastikan kamu mengetahui kredibilitas sekolahnya agar tidak salah dalam mengambil keputusan.  Salah satunya dengan mengetahui berapa usia sekolah, berapa jumlah aircraft (pesawat) yang dimiliki, berapa biaya pasti yang harus dikeluarkan (jangan sampai kamu tidak tahu mengenai hidden fee/biaya tersembunyi) dan yang terakhir adalah kamu harus mengetahui berapa jumlah instruktur yang aktif.  Berdasarkan peraturan International Civil Aviation Organization (ICAO), idealnya perbandingan antara jumlah siswa dan instruktur adalah 5 : 2. Nah sebagai referensi saja berikut alamat beberapa sekolah pilot di Indonesia yang di kutip dari Sekolah pilot:
Nomor
Sekolah
Umur
Aircraft
Total Fee
Instruktur
Note
Description: 1
5
15
US$ 38.000
12
Anda bisa lulus hanya dalam 1 tahun dan biaya sekolah cukup murah
2

5
Rp 620.000.000

Punya kerja sama dengan Garuda Indonesia namun proses seleksi sangat ketat.
3
61
64
Rp 20.000.000
37
Sekolah penerbangan Negeri. Proses seleksi sangat ketat, hanya 20 siswa diterima tiap tahunnya
4
24

Rp 48.000.000

Sekolah penerbangan negeri. Biaya pendidikan terjangkau namun proses seleksi cukup ribet
5
5
16
Rp 620.200.000
10
Biayanya pendidikannya mahal dan instrukturnya masih sedikit
6

11
Rp 650.000.000


7
41




8
5
10
Rp 251.000.000 (PPL saja)

Bekerjasama dengan maskapai penerbangan Lion Air
9
8
8
US$ 55.000

Biaya tinggi dan pesawat latih masih sedikit
10
2
11
Rp 645.000.000

Prosek seleksi panjang dan siswa yang diterima hanya 12 orang tiap batch nya.



Ini yang  the best !!
Salah satu sekolah penerbangan yang memiliki fasilitas dan reputasi internasional adalah Massey University di Selandia Baru. Lokasi pelatihan di Palmerston North yang sering dilalui angin kencang dan hujan menjadikannya sebagai medan latihan yang tepat bagi calon penerbang untuk mengasah kemampuan terbang dalam kondisi sulit.
Dengan pengalaman lebih dari 25 tahun, Massey menawarkan jenjang studi dari Certificate in Aviation Studies (nongelar) hingga ke jenjang PhD (gelar doktor) in Aviation. Bahkan, Massey merupakan satu-satunya sekolah pilot di Selandia Baru yang menawarkan program setara S-1, yaitu Bachelor of Aviation. Pendidikan penerbangan bergelar sarjana ini terbilang langka di seluruh dunia.

Di sekolah penerbangan lain, umumnya masa studi hanya 1–2 tahun, tetapi di Massey bisa 3–4 tahun. Ketika lulus, mereka tidak hanya mengantongi ijazah sarjana (Bachelor of Aviation), tetapi juga memperoleh Commercial Pilot Licence dan Multi-Engine Instrument Ratings yang mutlak diperlukan untuk melamar pekerjaan di maskapai penerbangan komersial besar.

Mengapa lebih lama? Massey tidak hanya melatih mahasiswa menjadi pilot, tetapi juga membekali mereka untuk menjadi flight deck manager yang mampu memimpin semua kru di pesawat. Mereka harus memahami sisi bisnis dan keselamatan secara menyeluruh. Lulusannya diharapkan menjadi pilots with a difference.
Selain itu, program studi ini memungkinkan lulusannya melanjutkan ke post graduate study di bidang aviation management. Ini membuka peluang bagi yang ingin pensiun jadi pilot dan masuk level manajemen perusahaan penerbangan

Untuk urusan fasilitas, Massey University School of Aviation “dipersenjatai” fasilitas praktik modern. Untuk latihan terbang, ada 12 pesawat latih tipe Diamond DA40 bermesin tunggal dan 2 pesawat latih jenis Diamond DA42 bermesin ganda yang semuanya baru berusia 2 tahun. Masing-masing pesawat latih dilengkapi glass cockpit Garmin 1000 display model mutakhir.

Asal tahu saja, instrumen tersebut memberi informasi peta gerak digital, sistem peringatan bahaya ketinggian permukaan daratan, dan sistem untuk menghindari tabrakan udara. Teknologi terbaru ini sangat menentukan keselamatan selama pendidikan.

(Dari beberapa sumber : Ine Liem, sekolah pilot dll)









Tidak ada komentar:

Posting Komentar